Tuesday, Oktober 07 2008
Lagi-lagi, untuk kesekian kalinya (mungkin sejak ia dinyatakan lulus dan diterima di Unhas), semua orang selalu menyebut namanya. Mungkin aku terlalu berlebihan, tapi begitulah kiranya, begitulah adanya. Setiap hari, setiap saat, nama itu selalu mewarnai kampusku. Dari kalangan manapun itu. Huwah! Aku bosan jika mendengar nama itu selalu disebut, benci! Bukan karena dia musuhku, melainkan ada sesuatu antara aku dan dia. Sesuatu yang dalam, dan tak ada orang lain yang tahu.
Ah! Sebenarnya aku tak perlu bertanya, protes, atau apapun tentang dia. Dia memang terlalu hebat! Hingga jadi bahan pembicaraan semua lapisan civitas akademika Unhas. Dia cerdas. Itu terlihat dari caranya berbicara, apalagi saat berdiskusi dengan teman-teman sepermainannya.
Ya...Ya...Ya... Dia adalah singa bersenjatakan kata!
Minggu, 12 Oktober 2008
Selasa, 07 Oktober 2008
Thursday, Oktober 02, 2008
Secret Admirer
Kau terus berceloteh, tapi aku tak akan menjawab celotehanmu
(aku hanya akan menjadi pendengar setiamu…)
Kau terus menari, tapi aku tak akan ikut menari
(aku hanya akan menjadi penontonnya…)
Kau terus bernyanyi, tapi aku tak akan menyertaimu bersenandung
(aku hanya akan menjadi pemusiknya…)
Teruslah berceloteh,
menarilah,
bernyanyilah…
Percayalah! Aku betul tak butuh apa-apa
Inginku… mengenalmu lebih jauh
Dengan celotehan, tarian dan nyanyianmu…
Secret Admirer
Kau terus berceloteh, tapi aku tak akan menjawab celotehanmu
(aku hanya akan menjadi pendengar setiamu…)
Kau terus menari, tapi aku tak akan ikut menari
(aku hanya akan menjadi penontonnya…)
Kau terus bernyanyi, tapi aku tak akan menyertaimu bersenandung
(aku hanya akan menjadi pemusiknya…)
Teruslah berceloteh,
menarilah,
bernyanyilah…
Percayalah! Aku betul tak butuh apa-apa
Inginku… mengenalmu lebih jauh
Dengan celotehan, tarian dan nyanyianmu…
01.12 am: Thursday Oktober 02, 2008
Senyuman Nyamuk Kecil
Merindumu; dan tak ada sajak untukmu
Mengingatmu; dan tak ada syair untukmu
Mencintamu; dan tak ada ungkap untukmu
(tak kan pernah!)
Hanya manik-manik bening berbahasakan pilu
Menafikkan pongah dalam sepiku…
Hei!
Ada seekor nyamuk kecil tersenyum
Tatapi egoku – bodohku…
Bukan tanpa sebab, karena ia mengerti
Rindumu, kenanganmu, cintamu:
Adaku tiada padamu…
Senyuman Nyamuk Kecil
Merindumu; dan tak ada sajak untukmu
Mengingatmu; dan tak ada syair untukmu
Mencintamu; dan tak ada ungkap untukmu
(tak kan pernah!)
Hanya manik-manik bening berbahasakan pilu
Menafikkan pongah dalam sepiku…
Hei!
Ada seekor nyamuk kecil tersenyum
Tatapi egoku – bodohku…
Bukan tanpa sebab, karena ia mengerti
Rindumu, kenanganmu, cintamu:
Adaku tiada padamu…
Langganan:
Postingan (Atom)