Tampilkan postingan dengan label books/films: resensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label books/films: resensi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 April 2012

Say what you need to say



Ada yang pernah nonton The Karate Kid?

Ini salah satu film terbaik menurut saya, karena saya menyaksikan film ini sampai berkali-kali. Saya tidak pernah bosan. Film ini dibintangi dengan apik oleh putra dari aktor terkenal Will Smith, Jaden Smith (sebagai Dre). Juga aktor laga terbaik selama satu dekade terakhir, Jackie Chan (sebagai Mr. Han). Bagian yang paling saya suka dari film ini adalah cara Mr. Han melatih Dre sehingga menjadi jagoan Kungfu. (Seperti juga saya menyukai saat Master Shifu melatih Po dalam Kungfu Panda).

Nah, sebenarnya ini salah satu kejanggalan film ini: kenapa judulnya justru The Karate Kid, sementara di dalam film ini hanya membicarakan Kungfu dan syuting di China? Well, seperti yang saya ketahui selama ini, Karate berasal dari Jepang. Sementara Kungfu asli lahir di China. Tapi sudahlah, yang penting saya enjoy menikmati film ini. (Omong punya omong, saya suka sekali dengan nama Dre ;)).

Lalu, apa kaitan #ngomongin film ini dengan judul di atas?

*senyum manis ala saya*

Judul di atas adalah penggalan lagu yang menjadi original soundtrack dari The Karate Kid. Beberapa menit pertama film ini diputar, lagu ini diputar secara lamat-lamat. Saya penasaran dengan keseluruhan lagu ini, apalagi pas bagian refrain diputar (adegannya adalah saat Dre dalam perjalanan dari Amerika ke China).

Dan akhirnya, beberapa waktu lalu, saya dapat mendengar lagu ini secara utuh. Bahkan setelah itu, lagu ini menjadi lagu wajib setiap hari. Hampir setiap buka mp3, saya memutar lagu ini. Sumpah, memang asyik lagunya.

Selain itu, lagu ini saya banget. Liriknya seperti menasehati saya. Saya kan memang orang yang tidak gampang mengutarakan sesuatu (Yeah, saya sudah berulang kali mengatakan ini dalam tulisan saya). Say what you need to say, kata John Mayer berulang-ulang dalam lagu ini.

Well, nih saya sodorkan lirik lagu itu. Sumpah deh, ngena banget! Hehe. Bekicot!

Take all of your wasted honor
Every little past frustration
Take all of your so-called problems
Better put them in quotations

Say what you need to say (8x)

Walking like a one man army
Fighting with the shadows in your head
Living out the same old moment
Knowing you’d be better off instead
If you could only

Say what you need to say (8x)

Have no fear for giving in
Have no fear for giving over
You better know that in the end
It’s better to say too much
Than never to say what you need to say again

Even if your hands are shaking
And your faith is broken
Even as the eyes are closing
Do it with a heart wide open

Say what you need to say
Say what you need to say (berkali-kali sampai selesai, hehe…)

Mau download lagunya, disini ya
Enjoy it, folks! ;D

Kamis, 12 April 2012

Cewek keren itu, Van Tomiko



*eaaaaa*

Mungkin akhir-akhir ini, postingan blog ini bakal lebih menjurus ke arah #ngomongin sesuatu. Pokoknya #ngomongin apa saja. Salah satunya kayak di bawah ini. Yuk, bekicot!

Ada yang pernah nonton Serial Inuyasha, kan?
Well, anime ini adalah salah satu yang saya suka. Meskipun ceritanya rada-rada “melangit”, tapi jika diikuti sampai akhir, seru juga. Saya merasa memiliki sedikit kemiripan dengan tokoh dalam anime itu: Saya merasa seperti Inuyasha yang pemarah, gegabah, dan susah berpikir panjang (mungkin memang begini ya, sifat siluman?). Saya suka dengan Kagome, yang kadang-kadang cemburu, tapi anggun.

Trus, hubungan Inuyasha sama judul postingan ini apa?

*duduk manis dulu, minum dulu*

Di serial ini, ada banyak yang namanya original soundtrack. Semuanya keren! Salah satu yang saya suka adalah 2nd ending theme-nya: Fukai Mori. Lagu ini dinyanyikan oleh band Do As Infinity dari Jepang. Suara khas vokalis cewek band ini bikin gimanaaa gitu. Pokoknya asyik, asyik! Saya jatuh cintaaaa… *meluk tiang*

Dan karena saya sudah menobatkan hati dan telinga saya untuk jatuh cinta pada suara cewek ini, *halah* akhirnya saya memutuskan untuk mencari info tentang band ini, plus semua lagu mereka. Dan tentu saja, saya semakin menyukainya, secara lagu-lagunya memang easy-listening buat saya.
(Tapi kawans, semua lagu itu hilang bersama Lithium, dan sekarang tersisa dua saja: Fukai Mori dan Rakuen)

Nah, karena saya suka sama suara vokalisnya, makanya saya juga berusaha mencari tahu tentangnya: namanya Van Tomiko. Foto-fotonya yang beredar keren-keren lho. Sepertinya Mbak (eh) Van ini orangnya memang casual-sporty. Dan yang mengejutkan adalah, setahu saya, Van tidak memiliki jenis foto “kotor”. Well, bagi saya, inilah ciri yang patut disukai. Saya memang rada-rada ilfil sama artis cewek yang suka pake bikini.

Nih, saya tunjukin pose Van Tomiko yang paling saya suka :)
Edited by: Atunius XD
 

Oiya, saya pernah lihat video Do As Infinity yang sedang live concert di Jepang. Waktu itu, Van menyanyikan lagu Fukai Mori. Dengan gayanya yang santai, saya tidak menyangka bahwa Van bakal menangis. Duh, dengar suaranya yang berubah serak, bikin terharu saja.

Yang pengen dengar lagu Fukai Mori, silakan download sendiri ya, atau bisa hubungi saya. Saya bakal dengan senang hati kok, memberikan filenya. X.x


Fakta di balik Van Tomiko dan lagu ini:
·        -Fukai Mori punya versi Inggris dengan judul Deep Forest
·        -Lagu ini pernah jadi ringtone khusus untuk orang yang saya sayang
·        -Foto Van Tomiko pernah jadi foto profil di akun Plurk dan Facebook saya *nyengir*

Kamis, 27 Januari 2011

INUYASHA FINAL ACT, ENDING DARI SEBUAH CERITA PANJANG


Ada yang hilang setelah menyaksikan keseluruhan kisah dari anime Inuyasha. Ya. Saya merasa kehilangan. Saya akan kehilangan kelanjutan kisah Inu, dkk. Karena kisahnya telah usai. Tamat.

Baru-baru ini saya menyaksikan (lagi) Final Act dari anime yang saya sukai ini. Entah, meski tentang cerita yang tak jelas *maksud saya, tak masuk akal: tentang siluman dan sejenisnya*, tapi anime Inuyasha adalah tontonan yang sangat menghibur bagi saya di saat senggang atau tidak *hehe*. Dan menjelang episode terakhir, saya baru menyadari bahwa cerita ini bukan hanya tentang mengejar ambisi. Inuyasha adalah tentang keteguhan hati. Dan…

Anime ini diawali dengan kehadiran Shikon no Tama (Bola Empat Arwah) yang ingin dimiliki oleh Inuyasha, makhluk setengah monster (hanyou). Shikon no Tama menjadi sesuatu yang sangat spesial bagi manusia (yasha), hanyou maupun monster (youkai). Bagi siapapun yang memilikinya, ia akan mendapat apa yang ia inginkan. Hm, bayangkan jika Shikon no Tama dimiliki oleh monster, apa yang akan terjadi ya?

Singkat cerita, datanglah Kagome dari dunia masa depan ke dalam dunia Inuyasha dkk *saya tak perlu menjelaskan bagaimana caranya, yang jelas medianya adalah sebuah sumur tua*. Kagome ternyata ditakdirkan untuk menyelesaikan masalah itu, karena dia adalah reinkarnasi dari Kikkyo, seorang biksuni. Kikkyo adalah satu-satunya yang bisa mengamankan Shikon no Tama (pada kenyataannya, Kikkyo jatuh cinta pada Inuyasha). Hanya Kagome yang bisa menghentikan pertarungan tiada akhir antara para siluman dan monster untuk memperebutkan Shikon no Tama.

Pertarungan-pertarungan menjadi semakin tegang dan dilematis. Tokoh-tokoh baru bermunculan. Mereka adalah monster yang lebih kuat dari sebelumnya. Itu menyebabkan kekuatan Kaze no Kizu (Lubang Angin) Miroku-sama -sahabat Inuyasha- semakin mengkhawatirkan karena terlalu banyak mengandung miasma (racun). Sementara Hiraikotsu (boomerang) Sango menjadi lebih kuat karena telah dimantrai oleh seorang Old Sage (Pemabuk Tua). Tetsusaiga Inuyasha juga mendapatkan kekuatan sempurna saat bertarung dengan Sesshomaru, menjadi Meido Zangetsuha (ini adalah saat pedang Inuyasha berwarna hitam mengkilat, indaaaaaah sekali. Dan kekuatan ini bisa membawa siapapun ke dalam dunia lain). Kumpulan kekuatan ini ternyata tak cukup untuk melawan Naraku, yang menurut saya sangat menggemaskan (baca: jahat).

Pada episode Naraku’s Inside, hampir semua tokoh utama masuk dalam tubuh Naraku. Mereka: Inuyasha, Kagome, Miroku, Sango, Sesshomaru, Kirara, Jaken, Kohaku, Rin, Shippo. Sementara Tottosai, Myoga-jiji dan Kaede-sama hanya menyaksikan dari daratan.

Dalam tubuh Naraku, semua begitu rumit. Ancaman datang tanpa henti. Nah, inilah yang saya maksud pada awal tulisan ini. Bahwa disini diperlihatkan bagaimana kita harus tetap teguh pada pendirian tanpa terpancing oleh keadaan dan orang lain. Disini, saya sangat salut pada gaya Naraku mengadu domba, menganggap orang lemah, juga menimbulkan pilihan yang rumit. Dilematis. Dalam posisi seperti ini, siapapun harus bisa mengambil keputusan yang tepat. Naraku memberikan contoh, bahwa kita semua tidak boleh gegabah menentukan pilihan. Bahasa kerennya, jangan tergesa-gesa (bukankah tergesa-gesa itu adalah sifat setan?).

Dari awal sampai akhir, Shikon no Tama menyediakan permohonan bagi yang memilikinya. Jika memiliki Shikon no Tama, Inuyasha memilih menjadi full demon (youkai) seperti sang kakak-beda-ibu, Sesshomaru. Kikkyo ingin bertemu Inuyasha. Sesshomaru dan Naraku ingin lebih kuat (tapi pada episode Unreachable Feelings, Naraku memiliki harapan kosong, apakah ingin menjadi manusia saja atau monster). Kesemuanya tak ada yang memiliki harapan yang tepat. Karena harapan yang salah akan menimbulkan pertarungan tanpa henti dalam memiliki Shikon no Tama. Dan Kagomelah kunci dari semuanya. Harapan Kagome sangat tepat. Yaitu Shikon no Tama hilang untuk selama-lamanya! Lalu, pertarungan berakhir.

Sejak pertengahan episode, saya bertanya-tanya, sebenarnya apa sumber dari pertarungan darah antara para tokoh ini? Jawabannya ditemukan pada tiga episode terakhir. Ternyata, pucuk masalah adalah sesuatu yang ada dalam diri kita semua. Sesuatu yang kita miliki bersama dan tidak bisa kita pungkiri. Sesuatu yang bisa membuat kita tersenyum dan menangis disaat yang bersamaan. Ujung-ujungnya itu. CINTA.

Last but not least, tokoh yang paling saya sukai di anime ini adalah Kagome. Karena bagi saya, meski hanya manusia biasa (beda dengan manusia di dunia Inuyasha yang memiliki kekuatan), Kagome adalah perempuan yang tangguh, idealis, dan dia sanggup meredam emosi Inuyasha yang selalu bertindak gegabah. Bahkan, dengan kata-katanya, Kagome bisa mengetahui kedalaman hati Naraku. Ah, ya! Selain itu, Kagome adalah perempuan yang dewasa. Dia bisa memahami cinta masa lalu antara Inuyasha dan Kikkyo, meski ia cemburu. Cinta Kagome terhadap Inuyasha membuatnya tegar *ehm, ehm. Ciyee. hahahuhuhehe*

Sebaiknya, bagi yang menyukai anime dan tertarik dengan tulisan ini *halah!*, silakan menyaksikan kisahnya. Selain tegang, anime ini juga diselingi adegan lucu, menggemaskan, dan juga bisa membuat rona merah *ngeeeeekkk* di pipi (saya paling suka adegan saat Inuyasha berpura-pura tidak cemburu pada Koga). Dan jika disimak baik-baik, sangat banyak pesan bijak yang akan kita dapat *ini adalah salah satu alasan mengapa saya menyukai anime ini*. Supaya lebih seru, anime ini bagusnya ditonton rame-rame bersama teman terdekat atau tetangga *ini kata Kak Tits, dan saya membenarkannya, :)*



PS. Sisi lain yang membuat anime ini menarik adalah soundtracknya. Semuanya keren! Apalagi made by DAI *Do As Infinity. Saya paling suka sound endingnya, Fukai Mori. Versi Deep Forest-nya juga bagus. Gara-gara itu, saya keranjingan mengoleksi lagu-lagu DAI, ternyata semua lagunya saya suka *sang vokalis, namanya Van Tomiko. Wuih, suaranya dong, mantap! Hehe*. Eh, Every Heart-nya BoA juga cool! Oh ya, yang saya tonton ini ber-subtitle Inggris. Tapi, saya dan Istiqomers fine-fine saja tuh. Karena Englishnya gampang dicerna, gak ribet. Vocab-nya lumayan sederhana. Jadinya, saya dapat dua keuntungan lain disini: belajar bahasa Inggris dan bahasa Jepang, gratis! Hehe…

Oke, have a nice watch!

Sayonara!