Kita terluka.
Kita sedang dalam keadaan terhimpit. Kita merasa tak (bisa) hidup.
Kita tahu kondisi ini tak akan membuat airmata untuk terseka kerah baju kita. Itu tak wajar. Kita tak boleh begitu!
Tapi.
Kenyataan seperti menindih kita ke sudut dunia yang membuat kita tak mampu menghirup udara.
Sisi lain begitu berbeda. Ada piring dan gelas berdentangan menandakan pesta. Sedang disini hanya diam. Raga memeluk lutut menahan ia yang kembali membeku.
Jangan! Airpadamata hanya akan membuat lukapadahati.
Tertawalah!
Bukankah oranglain tak perlu tahu tentang [hati]kita?