Rabu, 25 April 2012

Kenalkan, namanya Unta

Beberapa waktu lalu saya berbincang-bincang dengan dia, tanpa tatap muka. Lumayan lama kami saling bertukar kata-kata singkat. Meski hal demikian itu hanya sesekali terjadi (oh, well, memang sangat jarang terjadi).

Saat itu kami sama-sama sedang dalam kondisi santai. Mungkin saja.

Saya benar-benar mengenal dia (maksud saya, mengetahui namanya) lebih dari dua tahun lalu. Tapi saya tetap saja jaraaaanngg sekali bertemu dengannya. Dan saya tidak memusingi itu.

Lalu belum genap setahun lalu, saya bertemu dia lagi. Kali ini saya lebih peduli dengannya. Saya mengajaknya bicara seolah telah lama mengenalnya. Saya berusaha menaruh minat yang tinggi pada hal yang dia sukai. Saya berpura-pura. Agar dia tak kecewa.

Beberapa bulan setelah itu, saya bertemu dia lagi. Sebenarnya saya tidak berharap itu. Tapi Tuhan Menginginkan. Mungkin untuk membuat kami sama-sama tersenyum. Atau membuat kami berpikir dan mengingat apa yang telah kami lewati. Saya tersenyum melihat wajahnya yang lucu. Dia tersenyum melihat senyum saya. Sepertinya kami sama-sama senang. Kami masih menyimpan kenangan saat itu.

Nah, dalam kurun dua tahun lebih, kami hanya bertemu sekian kali. Tapi ada sesuatu yang tidak beres kemudian…

“Itulah cara terbaik yang bisa dia lakukan untukmu. Sebaiknya kamu menahan diri dari rasa ingin tahu…” kata Abang.

Suatu saat, dia berdoa untuk saya. Saya mengaminkan. Saya suka dengan doa itu. Membayangkan bahwa dia berharap untuk saya seperti itu (dengan sedikit senyuman), membuat saya tertawa.

Well, mungkin kelak, kami akan bertemu unta di saat yang sama dan di tempat yang sama. Mungkin juga tidak salah satunya atau dua-duanya.

Dia tidak lahir di tanah Arab. Dia tidak tahu bahasa Arab kecuali beberapa kata saja. Dia bukan juragan unta. Dia tidak mirip unta. Dia tidak memiliki punuk layaknya unta. Dia tidak berjalan lambat seperti unta. Dia sama sekali bukan unta!

Yang jelas, “Unta” adalah panggilan saya untuknya…
 :D

-mks.25april2012-

Minggu, 22 April 2012

Say what you need to say



Ada yang pernah nonton The Karate Kid?

Ini salah satu film terbaik menurut saya, karena saya menyaksikan film ini sampai berkali-kali. Saya tidak pernah bosan. Film ini dibintangi dengan apik oleh putra dari aktor terkenal Will Smith, Jaden Smith (sebagai Dre). Juga aktor laga terbaik selama satu dekade terakhir, Jackie Chan (sebagai Mr. Han). Bagian yang paling saya suka dari film ini adalah cara Mr. Han melatih Dre sehingga menjadi jagoan Kungfu. (Seperti juga saya menyukai saat Master Shifu melatih Po dalam Kungfu Panda).

Nah, sebenarnya ini salah satu kejanggalan film ini: kenapa judulnya justru The Karate Kid, sementara di dalam film ini hanya membicarakan Kungfu dan syuting di China? Well, seperti yang saya ketahui selama ini, Karate berasal dari Jepang. Sementara Kungfu asli lahir di China. Tapi sudahlah, yang penting saya enjoy menikmati film ini. (Omong punya omong, saya suka sekali dengan nama Dre ;)).

Lalu, apa kaitan #ngomongin film ini dengan judul di atas?

*senyum manis ala saya*

Judul di atas adalah penggalan lagu yang menjadi original soundtrack dari The Karate Kid. Beberapa menit pertama film ini diputar, lagu ini diputar secara lamat-lamat. Saya penasaran dengan keseluruhan lagu ini, apalagi pas bagian refrain diputar (adegannya adalah saat Dre dalam perjalanan dari Amerika ke China).

Dan akhirnya, beberapa waktu lalu, saya dapat mendengar lagu ini secara utuh. Bahkan setelah itu, lagu ini menjadi lagu wajib setiap hari. Hampir setiap buka mp3, saya memutar lagu ini. Sumpah, memang asyik lagunya.

Selain itu, lagu ini saya banget. Liriknya seperti menasehati saya. Saya kan memang orang yang tidak gampang mengutarakan sesuatu (Yeah, saya sudah berulang kali mengatakan ini dalam tulisan saya). Say what you need to say, kata John Mayer berulang-ulang dalam lagu ini.

Well, nih saya sodorkan lirik lagu itu. Sumpah deh, ngena banget! Hehe. Bekicot!

Take all of your wasted honor
Every little past frustration
Take all of your so-called problems
Better put them in quotations

Say what you need to say (8x)

Walking like a one man army
Fighting with the shadows in your head
Living out the same old moment
Knowing you’d be better off instead
If you could only

Say what you need to say (8x)

Have no fear for giving in
Have no fear for giving over
You better know that in the end
It’s better to say too much
Than never to say what you need to say again

Even if your hands are shaking
And your faith is broken
Even as the eyes are closing
Do it with a heart wide open

Say what you need to say
Say what you need to say (berkali-kali sampai selesai, hehe…)

Mau download lagunya, disini ya
Enjoy it, folks! ;D

Senin, 16 April 2012

Presiden. Presiden.



Ini tentang #ngomongin Presiden.

Beberapa hari yang lalu, saya menghadiri acara sosialisasi Undang-Undang. Tapi sayang sekali, saya terlambat. Seharusnya, saya tiba di lokasi pada pukul 8 pagi. Yeah, karena keteledoran pribadi, saya baru bisa duduk di kursi peserta pada pukul 10. Saya sudah bisa membayangkan betapa banyak hal yang saya lewatkan! *memble

Well, saya menyukai semua hal yang dibicarakan oleh orang di depan saya ini. Saya menyayangkan bahwa saya datang terlambat. Saya juga menyayangkan kenapa saya duduk di kursi belakang (ini juga disebabkan saya terlambat). Duh, saya geregetan. Saya ingin tahu lebih banyak hal lagi. Sayangnya, acara itu terlalu singkat. *memble lagi

Tapi sehabis acara itu, saya memikirkan, mungkin tepatnya membayangkan sesuatu: tentang Bapak Presiden yang dihormati entah siapa.

Apakah Bapak Presiden itu bisa tidur nyenyak di antara kasus korupsi?

Apakah Bapak Presiden bisa makan dengan lahap di antara teriakan mahasiswa yang menolak kenaikan BBM?

Apakah Bapak Presiden memiliki jiwa yang sangat tenang di antara desakan-desakan? *melihat diri sendiri di depan cermin

Apakah Bapak Presiden bisa minum susu dengan santai tanpa membayangkan betapa banyak rakyat yang terdzolimi selama hampir sepuluh tahun ia menjabat?

Jika banyak rakyat yang tidak menyukai Bapak Presiden, kenapa sampai sekarang tidak ada yang berusaha menembak atau menge-bom beliau? *ini bukan doa, hanya pertanyaan

Jika banyak rakyat yang tidak menyukai Bapak Presiden, kenapa sampai sekarang tidak ada yang berusaha menyihir beliau dengan ilmu hitam sehingga beliau mati atau hilang ingatan? *terlalu dipengaruhi sebuah drama

Bagaimana jika Bapak Presiden kesusahan tidur setiap malam –karena memikirkan dosa-dosanya, dan selalu minum obat tidur, lalu tiba-tiba mati karena kecanduan obat?

Bagaimana jika Bapak Presiden tiba-tiba stress karena banyak masalah negara, lalu menjadi gila?

Tapi toh, saya masih ingin melihat Bapak Presiden saya itu. Saya tidak ingin dia mati atau gila seperti pertanyaan-pertanyaan bodoh di atas. Saya ingin dia tetap hidup. Sampai ketika dia benar-benar telah terbukti jahat pada rakyatnya, saya ingin melihat dia dihukum dengan hukuman “bumi” sebelum dia dihukum dengan hukuman “langit”.

Kalau pembaca adalah fans berat dari Bapak Presiden, tidak perlu emosi. Yeah, saya bilang, kalau dia terbukti jahat. Kalau tidak, ya, semoga saja dia hidup tenang sampai akhir hayatnya. Aamiin.