“Jam biologis saya itu berbeda dengan orang lain. Jadi, jika ingin twit-nya segera saya balas, silakan kirim pada jam-jam tersebut. Pasti kalian akan segera mendapat balasan dari saya. Karena pagi sampai jam dua belas biasanya saya tidur.”
Itu kata-kata yang diucapkan Trinity, penulis The Naked Traveler, pada rangkaian acara Makassar Writers International Festival, beberapa hari lalu, di Museum Kota Makassar.
Nah, saya tidak akan membahas tentang Trinity atau buku best seller-nya (yang sepertinya tak pernah saya lihat di toko-toko buku). Saya hanya tertarik dengan kata “jam biologis” yang dia katakan.
Jam biologis? Saya tidak tahu pasti apa definisinya. Hanya yang saya pahami, jam biologis itu mengacu pada saat-saat produktif seseorang, atau bisa berarti jam kerja (ngantor, kerja, dsb). Itu yang saya pahami. Saya pribadi lebih suka menyebut istilah itu dengan “jam hidup”.
Jam hidup bagi saya adalah jam-jam dimana akhir-akhir ini saya meninggalkan kamar/pondokan untuk berhubungan dengan dunia luar. Istilahnya, jam hidup adalah jam keluar rumah. Nah, beberapa waktu terakhir, jam hidup ini sangat tak menentu, tapi seperti membentuk pola.
Setelah saya pikir-pikir, ternyata jam hidup saya sangat tidak “manusiawi” (tapi sangat menggambarkan kehidupan mahasiswa tingkat akhir yang sama sekali tak terganggu dengan kata-kata, “Kapan wisuda?” atau “Skripsimu bagaimana?”). Kurang lebih, beginilah gambaran kehidupan saya:
04.20 Wita = Bangun. Mandi. Shalat. Nyuci (kalau ada)
06.05 Wita = Lari pagi. Keliling setengah kampus / main basket
07.45 Wita = Sarapan. Nulis/OL. Beres-beres kamar. Nonton sambil mikirin skripsi #eh
14.02 Wita = Tidur! #astaga
16.33 Wita = Jalan-jalan, terserah kemana. *JAM HIDUP*
21.00 Wita = Kembali ke pondokan. Nulis/OL (lagi). Tidur.
That’s it! Jadi, Kawan, ternyata hidup saya ya, hanya beberapa jam itu. What a bad life! Kemarin, saat jam hidup saya tiba, si Mas Penjual Rujak yang bukan langganan saya menegur.
“Mau kemana?”
“Ngampus” Maksudnya, nongkrong gak jelas di kampus.
“Ciyee, rajin banget sih. Libur-libur gini masih ngampus aja. Eh, tapi emang kuliahnya sore ya?”
“….” Nyengir cakep. Si
Hhhhhh! *sigh
Well, beginilah hidup saya. Tapi secepatnya, saya akan mengubahnya, janji!
Saya harus SARJANA tahun iniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!! *teriak gak jelas pada dunia