Kau menghindariku.
Berkali-kali.
Tapi, sejak itu pula kau berkali-kali merengek pada hujan. Berkali-kali kau mengadu pada malam. Berkali-kali kau meringkuk di tiang jendela. Berkali-kali kau melukis abstrak di dinding pintu. Berkali-kali kau menyapa lorong-lorong menuju rumahmu. Berkali-kali kau gelisah. Berkali-kali kau teriak. Berkali-kali kau merintih, luka! Berkali-kali kau…
Berkali-kali kau berdoa pada Tuhan-mu.
“Izinkan aku bertemu senyumnya”
:: tulisan ini untukmu ::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar