Selasa, 14 Oktober 2008

sisi lain sang penjelajah

Monday, Oktober 13 2008


Sepekan lagi. Tinggal hitungan hari. Aku akan menemui kematangan sikap. Dewasa! Tentunya, aku tak boleh bersikap kanak-kanak lagi. Ya. Tak akan ada manja. Bilakah aku mendapatinya?

Menyambut tahun kedua puluh. Jatah mengecapi dunia semakin sempit. Tidak sepantasnya ada hura-hura atau euphoria di atas suka cita. Yang ada hanya muhasabah. Fardiyahi diri dengan amalan. Siapa tahu, sebelum mencapai angka genap hitungan Masehi itu, maut menghadang. Sementara hati ini, indra ini masih berbuat zina. Syirik terhadap hasrat duniawi. Akal dipenuhi pikiran busuk! Mata, tangan, kaki, lidah, telinga. Sudahkah berada di jalan yang benar? Rabb! Ampunilah…

Dua puluh tahun. Akankah terus menuai nista? Dua puluh tahun, bukan belasan lagi. Dua puluh tahun. Ah! Terlalu berat! Tanggung jawab semakin banyak, menumpuk!

Duhai, jiwaku sesak mengingat noda-noda itu. Rabb! Jangan biarkan sesal menguasai diri. Rabb! Ampuni jika hamba tidak sepenuhnya mengabdi. Rabb! Izinkan hamba menemuiMu. Hamba ingin berada bersama orang-orang yang Engkau Sayangi. Tak ‘kan sanggup mata ini membayangkan bertemu dengan Malik sang penjaga tempat manusia-manusia nista itu… Berilah hamba hidayah, hingga saat aku dipanggil, tak ‘kan ada dera…

Duhai, Rasulku… Adakah aku salah satu dari orang yang mendapat syafaat itu?

Ringa mena pu cina, cina ro angi

Ma tua-ma to’I ntawi mbuipu mori

Aina kapea kalampa rawi sambea

Lampa rawi ma rombo, sana kai ba sarumbu

Maina made ti bae kaimu ade

Tiwara ma rada na ncoki iu dei rade

Malaisi au di sana kai ba iu

Amal ibada ma ka neo nduku ra bodo

Rindi ma riu ma da wara ntau taroa

Malanta laba mpa di dula, di dula labo

Tuta tando da, sarumbu toro tando di

Pita ba kapenta-kapenta, umbu ra ba dana…

Ede di iu ba dou, dou ma made

Ncara si cambe na hinara, hinara ba cambo

Tiwara one na raho kangampu di ruma

HAMPA BA SINCI, SINCI WEKI

WEKI DEI RADE…*

*Terima kasih buat KAPENTA WADU… /(.^_^.)\

Tidak ada komentar: