Jumat, 16 Oktober 2009

KAWAN, AKU MENCINTAINYA…





Bertahun-tahun. Sejak pertama bertemu, pesonamu tak pernah pudar.
Entah sejak kapan, aku tak bisa memastikan, rasa itu ada untukmu. Rasa yang penuh gejolak meskipun hanya dengan mendengar namamu disebut. Apatah lagi jika melihat rupa dirimu yang menawan. Sempurna! Satu kata ini cukup untuk menggambarkan raut wajah, gerak-gerik (caramu berdiri, berlari, terkejut, senang), suaramu, gayamu saat menghadapi masalah, kerlingan matamu. Lagi-lagi, sempurna!

Huwah! Mungkin tak seharusnya aku seperti ini, tenggelam dalam hal yang bagi sebagian orang adalah sebuah ketidakwajaran. Tapi, bagiku aku tak berlebihan. Bukankah cinta dan sayang memang harus diwujudkan dengan kata-kata? Aku tak ingin munafik terhadap dirimu.

Aku memang tidak “keterlaluan” dengan perasaanku ini. Di luar sana, bahkan di sekitarku, orang-orang tergila-gila padamu. Pesonamu memang sungguh luar biasa. Kau memiliki banyak pemuja disana-sini. Tak jarang, aku harus menelan pahit menerima hal ini. Perih! Aku harus menghadapi situasi serupa setiap saat. Karena aku tahu, kau bukan milik siapa-siapa, bukan milikku. Kau milik semua orang, semua orang berhak memilikimu. Oh, Tuhan… Ternyata berbagi cinta memang tidaklah segampang itu. Anehnya, meskipun hal ini terjadi berulang-ulang, aku sama sekali tak bisa berpaling darimu. Cintaku bahkan semakin bertambah padamu, semakin hari semakin besar. Dan kau tak pernah bisa mengerti perasaan ini. Siaaal..!

@@@

Sebenarnya, aku tahu, kau hanya mencintai seseorang dalam hidupmu. Dia yang selalu berusaha kau lindungi saat dalam keadaan bahaya. Bahkan suatu ketika, kau mengatakan rela mati untuknya. Huh! Cintamu ternyata begitu besar padanya, meskipun si gadis ayu itu tak pernah tahu tentang hal itu. Kalian saling mencintai, aku tahu itu. Cinta kalian sangatlah dalam, meskipun keadaanmu seperti ini. Kalian terpisah oleh sesuatu yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Dekat tapi jauh. Jauh tapi dekat.

Suatu hari kau berkata, “When can I get back to myself, when can I return to you, and when can I say, I love you, Ran…”
Oh, begitu dalam cintamu padanya. Aku tersiksa!
Aarrrrgggghhh! Tidak seharusnya si gadis karate itu memilikimu. Aku, akulah yang seharusnya. Namun, sekarang aku harus mengakuinya. Ah, aku mencintaimu, Sinichi Kudo…

2 komentar:

Salki_^ mengatakan...

wah...menipu... kukira [. . . . .]

aida_radar mengatakan...

Waaaahhhh kak... kenapa qt ungkapkan cinta pada cintaku itu. Z juga cinta dia, Conan Edogawa, Shinichi Kudo. Tapi z menyerah. Cintanya pada Ran terlalu kuat. walau z dan kk bersatu pun tak akan mematahkan cintanya. Maka, berdoalah qt untuk mereka. Suatu hari nanti kita sama2 ke acara walimah Shinichi dan Ran ya kak... Visit Beika... Pakai jas FLP...^_^