Jumat, 29 Januari 2010

NIKMAT, sebuah refleksi








Ibu rindu. Beliau menelpon. Banyak kabar yang beliau bawa.

Ayah telah pensiun dan siap berangkat haji.

Wirausaha Abang sebagai pekerjaan sambilan berjalan lancar. Abang ingin segera menikah. Tapi, harus wisuda dulu.

Wirausaha Abang Kecil sebagai pekerjaan utama berjalan lancar. Mungkin nanti bisa memperbaiki kursi roda reotnya. Tunggulah, Abang. Aku akan membelikanmu yang baru. Bersabar saja.

Kakak perempuanku hamil. Katanya, semoga laki-laki. Padahal, keluargaku didominasi oleh lelaki.

Aku bilang ke ibu, ingin lanjut studi di luar negri. JERMAN!

Tapi, ibu bilang ke ayah, anakmu akan S2 di negara Arab. Ayah kaget karena tak pernah tahu. Aku tambah geli mendengar mereka berdebat. Mereka memang selalu begitu. Ah! Aku rindu...

Lanjut saja. Kemana pun kau mau. Berusahalah sekuatmu untuk mencapai cita-citamu. Ibu merestui. Ayahmu juga. Ibu ingin melihatmu bergelar Profesor. Jangan lupa, pelihara shalat dhuha-mu
. Itu kata ibu. Aku tersenyum senang. InsyaAllah...

Maka (kembali), nikmat Tuhanmu manakah yang MASIH kau cari???



:Maros, 29 Januari 2010, 08:55:11 Wita.

Tidak ada komentar: