Kamis, 10 Maret 2011

PENCURI DALAM BEBERAPA LAYAR KECEMASAN PEREMPUAN

Kali ini, saya ingin menceritakan sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa semalam. Jadi begini, malam ini saya baru tahu bahwa ternyata semalam terdapat kejadian pencurian di pondokan putri. Ya. Tepat di sebelah pondok Istiqomah, tempat tinggal saya. Saat saya asyik bergumul dengan pikiran, Andi―tetangga kamar saya, datang dengan semangat menggebu-gebu.

Andi : Kak, tau gak sih? Semalam ada pencuri di pondokan sebelah.
Saya : Ah, masa sih?
Andi : Iya, Kak.
Tiba-tiba, Daya datang tergesa. Pasti dia mendengar gosip barusan.
Daya : Gimana, gimana? Ceritain dong… (muka melas)
Andi : (pasang muka serius) Jadi, pagi jam tiga, si pemilik kamar bangun. Trus tiba-tiba, dia mendapati pintu kamarnya terbuka lebar. Ternyata laptop, tas, uang dan barang-barang lainnya hilang dari kamarnya. Untung saja, dia tidak di-apa-apa-kan sama pencurinya.
Saya : Hm, baguslah.
Daya : Dia lupa kunci kamarnya kali.
Andi : Iya, mungkin saja.
Saya : Wah, jadi parno nih.
Andi : He-eh.
Saya : (sok bijak seperti biasa) Pokoknya kita harus lebih waspada nih. Kalian itu, kalo malam lebih sering lupa tutup pintu. Pintu depan tidak terkunci, pintu belakang terbuka. Pokoknya mulai sekarang, pastikan semuanya terkunci sebelum kita semua tidur. Oke?
Andi : Iya, betul itu, Kak. Tapi untung ya, pencurinya gak sadis.
Pada diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
Daya : Eh, jangan salah. Ada lho, yang sadis. Di lingkungan pondokan kampus lain.
………… (ceritanya Daya)

Scene 1
Di sebuah pondokan putri.
Deskripsi pondokan: pintu yang menghadap langsung ke dunia luar (maksudnya tanpa pintu utama), jendela kaca besar tanpa-besi-pengaman yang berdampingan langsung dengan pintu kamar. Jadi, jika jendela terbuka, otomatis pintu bisa gampang dibuka dengan memasukkan tangan lewat jendela.
Malam mencekam. Terdengar suara ribut di depan pintu kamar. Cewek pemilik kamar terjaga.

Pemilik kamar : Siapa itu?
Diam tanpa jawaban. Suara ribut terhenti.
Pemilik kamar: Siapa itu? (dengan suara lebih tegas)

Tiba-tiba. Praaaaaaannnngggggggg! Kaca jendela dipukul oleh tangan yang memegang pisau. Si pemilik kamar gugup tapi bersiap dengan sapu yang ada di tangan. Pembawaan si cewek pemilik kamar sangat tenang. Lalu, setelah rileks, pemilik kamar pun beraksi. Ia memukul sang pencuri dengan bertubi-tubi menggunakan sapu sambil berteriak minta tolong. Dan, pencuri pun kabur…
…………… (cerita selesai)

Andi : Wah, ngeri juga ya? Pake pisau segala. Hiii…
Daya : Masih ada lagi yang lain lho, yang lebih seru.
Saya : Iyakah? Gimana?
Daya : Begini…
……………… (ceritanya Daya)

Scene 2
Malam. Di sebuah rumah yang disewakan secara patungan oleh beberapa cewek. Melati (nama samaran) akan pulang ke rumah itu setelah mendapat pemberitahuan dari semua teman serumah bahwa hanya ia yang akan mendiami rumah malam itu. Saat ia membuka pintu, ternyata pintu dalam keadaan tak terkunci. Lalu ia masuk. Ia lebih heran lagi, karena melihat lantai rumah yang kotor. Saat ia tiba di lantai dua, ia kaget. Terdapat seorang lelaki yang sedang asyik mengacak barang di rumah itu. Lelaki itu membelakanginya. Karena itu, si pencuri tak menyadari bahwa ada Melati di belakangnya.

Melati : Oe! (suaranya santai)

Maling berbalik. Hendak kabur, namun keburu ditahan sama cewek pemberani ini. Lalu, terjadilah baku hantam antara mereka. Melati menggunakan apapun untuk mempertahankan diri. Segala barang yang ia temukan, ia lemparkan pada maling payah itu: guci, meja, kursi, semuanya. Otomatis, ruangan menjadi berantakan. Cukup lama adegan ini terjadi. Lalu, saat Melati lelah dan tenaganya hampir habis, napas pun ngos-ngos-an…

Melati : Bunuh saja saya, tapi tolong jangan nodai saya.
Dan ia, pingsan.
Saat tersadar, Melati berada di rumah sakit dalam keadaan babak-belur. Biru disana-sini.

Melati : Saya diapakan sama pencuri itu?
Seseorang : Tenang, Dek. Kamu tidak apa-apa. Saat kami tiba disana, pencuri itu dalam keadaan pingsan juga.
Melati : Oh, ya? (tersenyum penuh kebanggaan)
………………… (cerita selesai)

Andi : Haha! Kasihan juga pencurinya ya.
Daya : Itu mah, namanya payah. Tapi, salut banget deh buat cewek itu.
Saya : (lagi-lagi, dengan lagak sok bijak) Makanya, jadi cewek itu harus kuat. Jangan terlalu lemah. Cewek itu harus menunjukkan di dunia luar, maksudnya para lelaki, bahwa mereka tidak dapat diganggu. Belajar bela diri lah.
Andi : Wah, saya gak bisa bayangin kalo ntar saya dalam kondisi seperti itu. Saya bakal gimana ya? Kayaknya bakal teriak aja deh.
Daya : (muka-iseng-dan-pengen-ditonjok) Atau suruh masuk aja pencurinya. Haha!


……………… (cerita khayalan, bertiga)

Scene aneh
Malam. Grasak-grusuk di luar kamar.
Pemilik kamar: Siapa di luar? Pencuri ya?
Pencuri: Iya.
Pemilik kamar : O, mari. Silakan masuk.
Pencuri : Makasih.
Pemilik kamar : Mari, silakan duduk.
Sama-sama duduk manis. Berhadapan.
Pemilik kamar : Jadi, kemari mau mencuri apa? Barang seharga berapa yang ingin Mas curi?
Pencuri : Bla bla bla (sambil nunjuk ini-itu. Tangan bergerak semangat, mirip orang yang pidato)
Pemilik kamar : Oke, silakan. Emm, kalo masih kurang, masih ada kok di kamar sebelah. Ada ini dan itu.. Mau?
###

Haha! Dasar jobless. Parno-parno gini, masih sempat aja nge-lucu. Ntar giliran dapat skenarionya yang nyata (amit-amit deh), baru tahu rasa.(el)

Bersama rekan Istiqomers. Malam Kamis. 2011.

3 komentar:

Salki mengatakan...

Sembuh demamku gegara ketawa baca postingan ini. . . Pas baca scene ttg Melati, serasa ada d TKP btulan.. Sangat salut sm Melati. Jd ngefans sm beliau.. ;D

Perempuan Semesta mengatakan...

hoho, alhamdulillah.. bisa menyembuhkan demam orang lain dengan tulisan ini.. keep touch ya..
mungkin akan banyak kisah yang menyembuhhkan di lain waktu.. :)

iya, jadi pengen ketemu sama yang namanya Melati.. hehe..

princess eqii mengatakan...

lucuuu :D
follbek doong... ^^
makasihh