Minggu, 03 April 2011

ALIAS



Agar kalian tahu saja.
Selama saya menghabiskan sebagian hidup yang entah sampai kapan di Makassar, saya baru menyadari bahwa sudah begitu banyak “nama lain” yang saya miliki. Dan namalain ini saya dapatkan dari teman-teman saya. Berikut saya paparkan nama-nama itu, sekaligus alasan dari mereka.

Uswah
Panggilan ini pertama kali saya dengar dari teman sekelas saya di kampus, namanya Ayu. Katanya, panggilan saya yang sekarang itu gak asyik, apalagi mirip nama salah satu tokoh di Si Doel Anak Sekolahan. Sebagian teman yang lain akhirnya ikut-ikutan. Malah ada yang menambahkan alasan, bahwa panggilan saya sejak kecil itu tidak ada artinya jika diArabkan. Uswah, lebih cocok. Baiklah, saya terima saja.

Hasan
Nah, saat dipanggil seperti ini, saya ketawa setengah hidup. Sampe hampir keluar air mata saya. Panggilan ini saya dapat dari teman se-pondokan. Alasannya? Karena menurut mereka, saya lebih ke-Hasan-Hasan-an daripada kesana-kemari *ngaco nih, tapi mengerti sajalah, hehe*. Bagi saya tidak ada salahnya, lagipula saya memang bisa saja dipanggil seperti itu. Kan masih termasuk dalam nama saya yang “fenomenal” ini. Lebay!

Anthony
Yang ini, kasusnya hampir mirip dengan yang di atas. Cuma saja, panggilan ini adalah penghargaan dari permaisuri-permaisuri saya (Anty, Mala, Tini, Orin, Bunda Nenny, Wana Bobo, dan Mami Sarna) di posko KKN hampir dua tahun lalu. Alasannya, sama dengan si “Hasan” itu. Ditambah lagi, bagi mereka saya sama sekali tidak bisa berdandan. Apalagi saat bertugas di tempat KKN, saya adalah satu-satunya ojeg cantik disana. Ya sudahlah, lagi-lagi saya terima dengan senang hati. Duh, jadi kangen sama mereka.


Bintang Rubi
Ini adalah panggilan yang sangat saya suka. Saya dapat nama indah ini dari… (bagusnya saya sebut apa ya?). Hm. Perempuan ini adalah seorang adik yang sangat bisa saya terima sebagai sahabat. Dia adalah Ridho. Saya sebenarnya agak gak-enak-hati setelah mengetahui kenapa sampai nama ini tersemat di diri saya. Karena ini menyangkut persepsi Ridho untuk saya. Tapi, yang jelas, saya suka. Sangat suka. Arigatoo, Ridho-chan.

Valentina Rossa
Nah, kalo yang ini betul-betul bikin saya ngakak. Yang pertama kali memberi nama ini adalah Partner saya, namanya Hawa. Dia lebih muda dua tahun dari saya. Beberapa waktu yang lalu, kami sangat sering menghabiskan waktu di jalan, mengendarai motor. Dan tebak saja, pasti saya yang diberikan kemudi meski dia pemilik motor itu. Saat kami misalnya sampai di tempat tujuan, entah kenapa saya hampir selalu melihat wajah pucat dari Partner ini. Kurang lebih, dialog kami begini:

“Partner, muka kamu kenapa?”
(Tarik napas pelan, agak shock). “Hm, saya deg-deg-an, Kak”
“Lho, kok bisa?” Heran.
“Habis, Kakak caranya ngebut gitu. Saya stress di belakang”
“Haha. Kok gak bilang-bilang? Saya kan bisa saja pelan-pelan kalo Partner bilang”
“Bilang-bilang apanya? Helm saya kayaknya hampir lepas dari tadi”
Esoknya, sebelum kembali mengarungi jalanan, Partner-ku berkata, ”Hei, Valentina Rossa, hati-hati ya”. Dan kuping saya tegak.

Hoho, Valentina Rossa?? Kedengarannya asyik juga. Eh, tapi ngomong-ngomong, kalo si Partner ini stress kalo saya yang nyetir, kenapa bukan dia saja ya yang nyetir? *mukabingung, garuk-garuk gigi. Wah, kacau nih anak!*

Princess
Tak perlu kaget. Atau mengira saya keliru menulis nama diatas. Atau protes dengan nama ini. Tapi, sungguh, saya mendapat panggilan ini dari teman saya. Entah sejak kapan dan apa alasannya, teman yang satu ini asyik saja memanggil saya dengan nama ini, sementara teman-teman yang lain telah siap-siap menyediakan ember untuk muntah demi mendengarnya. Si teman saya yang imut dan manis ini sebenarnya lucu dan nge-gemes-in. Orangnya suka ber-lebay-lebay. Namanya Uni. Dia lebih muda dua tahun dari saya.

Bu Presiden
Nah. Ini nama spontan dari “anak-anak” saya. Saya mencoba menebak, alasan mereka memanggil dengan nama ini, mungkin karena saya terlihat bijak dan berwibawa di hadapan mereka (hueeek!) sekaligus terlihat sangat tua (wkwk). Ya. Kayaknya memang seperti itu. Ada yang unik jika saya bertemu atau berpisah dari “anak-anak” ini: mereka akan sibuk menyalami tangan saya. Seolah saya orang tua, dengan menempelkan tangan di dahi mereka. Halah, ada-ada saja.

Mbak El
Sebelum lanjut, saya ingin senyum-senyum dulu.
Nama ini bagi saya, nama yang sedikit lucu untuk saya. Karena nama ini mengingatkan pada sebuah film: Ketika Cinta Bertasbih. Itu lho, yang terkenal itu. Ingat kan? Di film itu ada tokoh yang namanya Eliana yang diperankan oleh DJ Alice Norin (btw, saya kok, sampe sekarang gak percaya ya, kalo ini orang pintar nge-DJ. Ada yang bisa buktikan ke saya? Hm, gak penting deh kayaknya). Si tokoh utama yang namanya Azzam sepertinya sering sekali memanggil Eliana ini dengan sebutan “Mbak El”.
Nah, karena saya penulis dan memakai nama “El Zukhrufy” sebagai nama pena, jadilah Saudara Adi sebagai Ketua FLP Unhas memanggil saya “Mbak El”. Karena saat itu kami sedang beramai-ramai, hampir semua yang ada disitu ikut-ikutan memanggil dengan nama itu. Dengar panggilan Mbak El, saya merasa tua deh *padahal, memang yang paling tua saat itu, hehe*. Tapi, saya senang, siapa tahu bisa nebeng terkenal. Hahai! :D

===
Last but not least, teman-teman dan nama-nama di atas, sangat berarti bagi saya. Bagi saya, mereka adalah milik yang harus saya jaga. Eh, sebenarnya saya masih punya namalain lho di luar sana. Tapi, kok saya jadi kayak kolektor nama ya? Hehe.
Sekian untuk tulisan kali ini. Sampai jumpa!

Tidak ada komentar: