Jumat, 01 April 2011

Seseorang-yang-ini dan seseorang-yang-itu



Sstt! Diamlah. Tak usah berisik. Saya ingin bercerita sekarang.
Ini tentang dua orang. Kunamakan mereka seseorang-yang-ini dan seseorang-yang-itu. Sebenarnya saya sama sekali tak akan pernah menceritakan tentang mereka pada siapapun dan dimanapun. Tapi, mumpung mereka tak ada disini, maka ini sudah termasuk aman bagi saya. Tapi berjanjilah untuk tidak membicarakan tentang tulisan ini pada mereka jika kau menjumpai salah satunya.

Seseorang-yang-itu
Bicaranya singkat tapi sangat berisi. Dia adalah tipe Rangga-nya AADC. Sengak. Selalu berusaha untuk menghina dan meremehkan seseorang-yang-menulis-ini. Dia hampir tak pernah memuji keberhasilan saya. Saya hampir tak pernah tahu apa maksud setiap kata-katanya. Prestasinya segudang. Dia jenis orang yang akan menangis jika waktunya terbuang percuma meski beberapa detik. Dia akan marah jika saya terlambat menepati janji atau membuatnya menunggu. Bagi saya, dia sangat disiplin. Waktu dan dia ibarat sistem tata surya. Jika salah satu planet tergeser dari posisinya, maka hancurlah dunia. Saat ingin mencapai sesuatu, maka saya akan mendapat semacam deadline darinya. Namun sayang. Waktu yang dia berikan justru terbuang percuma oleh saya. Akhirnya, hancurlah tata surya yang susah payah ia rancang. Begitu berbahayanya orang seperti saya bagi seseorang-yang-itu. Saya tidak bebas jika bersamanya. Rasanya selalu tercekik. Tapi kami tetap berteman. Meski saya selalu terganggu dengan ke-sengak-annya dan dia selalu terganggu dengan keteledoran saya memaknai waktu, entah kenapa kami masih bisa saling berbagi rasa: cinta dan sayang.


Seseorang-yang-ini
Juga memiliki banyak prestasi. Sama hebatnya dengan seseorang-yang-itu. Tapi setidaknya tak sengak seperti seseorang-yang-itu. Ia selalu memberi semangat pada siapapun. Ia selalu bisa membuat orang lain yakin dengan kata: KAMU PASTI BISA! Ia tak bisa berbicara singkat, selalu panjang-lebar-kesana-kemari-dan-puitis. Ia sering membuang waktu tapi itu bukan berarti ia pemalas. Ia hanya perlu berpikir saja, dan itu menandakan ia tak secepat seseorang-yang-itu. Saya nyaman dengan seseorang-yang-ini karena kesukaannya dengan sesuatu yang spontan dan memberi saya banyak kejutan. Ia sangat bisa mempercayai saya dalam hal apapun, yang bahkan saya tak percaya bisa melakukannya. Ia tak pernah takut akan terjadi kekacauan jika saya melakukan sesuatu yang saya tidak tahu sebelumnya. Mungkin karena itu, saya selalu bisa menceritakan hal apapun padanya. Saya mempercayakan padanya sebuah tabung tentang perasaan dan sedikit rahasia saya. Ia paling tahu bagaimana membangkitkan rasa percaya diri saya. Bersamanya, saya merasa bebas tanpa kekangan waktu. Kami biasa berlama-lama membahas apapun, sampai bibir dan mata sama-sama lelah. Hal ini yang membuat saya selalu mengingatnya.
***

Saya mengenal kedua orang ini disaat yang sama. Saya sempat bertanya pada diri sendiri: kenapa tak menghindar saja dari seseorang-yang-itu, yang selalu menjengkelkan? Bukankah hidup akan terasa indah jika terus bersama seseorang-yang-ini? Tapi kemudian saya berpikir. Ibarat seekor burung, saya tak bisa selamanya hanya terbang: saya butuh sangkar untuk persinggahan, untuk istirahat, untuk mengumpulkan kekuatan agar bisa terbang lagi. Untuk orang seperti saya, tentu akan sangat membosankan jika selalu dipuji dan disanjung. Akan lebih bermakna hidup saya jika sesekali dihantam dengan perkataan dan perlakuan pedih dari seseorang seperti seseorang-yang-itu. Saya bersyukur mengenal mereka. Mereka adalah dua paduan antara merah dan putih yang kemudian menjadi merah jambu, warna yang dipuja-puja para insan yang jatuh cinta. Mereka seperti pelangi sehabis hujan. Indah. Selalu indah. Rasa ini tak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata yang lain. Sejak mengenal mereka, saya selalu ingin bertemu untuk mengucapkan beribu terima kasih. Mereka telah membesarkan hati saya. Membangkitkan dengan cara yang berbeda. Jika mengingat mereka, saya berdoa agar segala kebaikan hanya untuk mereka. Saya menyayangi mereka. Sungguh.
###

Untukmu, salam penuh cinta.

Tidak ada komentar: