Minggu, 24 April 2011

Untukmu, siapapun dirimu



Hai, apa kabarmu disana?

Aku merasa kamu sedang tak baik-baik saja. Sebab tanpa alasan yang jelas, aku disini sedang tak baik-baik saja. Mungkin kita sedang saling memikirkan. Atau merindukan.

Tapi tak apa jika aku merindukanmu. Aku tak merasa perlu bertemu. Karena memang sekarang aku sedang tak ingin bertemu kamu, mengetahui siapa kamu, dimana kamu. Aku ingin kamu tetap begitu, dengan segala kemisteriusan Tuhan. Aku ingin kamu tetap begitu, seolah sembunyi dengan segala bentuk tabir.

Untukmu, kamu tak perlu khawatir dengan keadaan ini. Mau bagaimanapun, suatu saat jika kamu menampakkan wujudmu padaku, aku pasti akan mengatakan cinta padamu. Itu sudah pasti. Ya. Jangan ragu. Aku cinta padamu.

Lalu, bagaimana dengan yang lain: seseorang yang disini dan disana?

Ah. Bukankah sudah kubilang kamu tak perlu khawatir? Tenanglah. Kamu memang perlu tahu satu hal tentangku: aku sesungguhnya tak pernah jatuh cinta, Sayang.
Kamu pernah dengar tentang jenis-jenis perasaan cinta? Ada tiga perasaan cinta yang tak ingin kumiliki untukmu. Cinta karena iba, cinta karena terima kasih, atau cinta karena kagum.

Jika kamu mendapati seseorang yang terluka, atau terkena musibah, atau terlihat menyedihkan ―jika kamu merasa cinta, mungkin itu karena kamu hanya kasihan padanya.

Jika kamu mendapati seseorang yang berbuat sangat baik kepadamu karena menolongmu dalam sebuah kesulitan yang tak bisa kamu hadapi seorang diri ―jika kamu merasa
cinta, mungkin itu karena kamu hanya ingin berterima kasih.

Jika kamu mendapati seseorang yang membuatmu terpesona, karena kepintarannya, karena kecerdasannya, karena prestasinya, karena pengetahuannya ―jika kamu merasa cinta, mungkin itu karena kamu hanya kagum padanya.

Untukmu, aku tak ingin merasakan cinta yang seperti itu.

Sudah kutelusuri kesendirian, ternyata hanya tiga cinta itu yang aku rasakan selama ini. Terlalu sering aku merasakan itu. Dengan yang ini dan yang itu, ternyata aku tak cinta. Sesungguhnya, aku pada mereka, hanya merasa kasihan, berterima kasih atau kagum.

Untukmu, aku tak ingin merasakan cinta yang seperti itu. Aku ingin sungguh-sungguh mencintaimu. Tanpa peduli kamu miskin, bodoh, cacat, buruk rupa, buruk prilaku. Aku ingin kamu masih berada dalam tabir, agar aku tak pernah tahu. Agar tak ada tendensi.

Aku ingin kamu adalah seseorang yang tak pernah kukenal. Aku tak ingin mencoba mereka-reka dirimu seseorang dengan wajah yang seperti apa.

Untukmu, jangan percaya pada angin.

Aku sebenarnya tak pernah jatuh cinta.